Jumat, 02 Oktober 2009

Menyiapkan Sistem Kontrol

Jumat, 02 Oktober 2009

Saat ini, tidak sedikit perusahaan-perusahaan profesional yang menggunakan mesin absen di perusahaannya. Pertanyaannya, sebegitu pentingkah?

Suatu hal yang menarik ketika kita bicara mesin absen, yang rata-rata dari para direktur muncul pendapat bahwa mesin absen yang dia beli niscaya akan membuat karyawannya lebih produktif alias tidak molor dalam bekerja sehingga dia pun menyimpulkan bahwa keberadaaan mesin absen adalah cukup membuat perusahaannya berjalan efisien.

Mesin absen pada dasarnya diadakan karena memang rata-rata perusahaan tidak menginginkan karyawannya melakukan korupsi waktu alias amanah dalam masalah waktu. Jika demikian, akar permasalahannya sebenarnya adalah bagaimana sebuah perusahaan melalui corporate culture secara umum dan personalia secara khusus mampu membangun jiwa amanah karyawannya, bukan sebaliknya yakni dengan menutupi kesolehan sosialnya dengan teknologi. Jika demikian, sangat ditakutkan bahwa manusia nantinya benar-benar dikendalikan oleh teknologi bukan manusia yang mengendalikan teknologi.


Begitu juga standar operasional kontrol yang biasa menjadi acuan kerja, karyawan. Pola sapaan dan tampilan seorang waiters dengan prinsip SOP (Standar Operasional kontrol) senyum, salam, sapa, sopan, santun, menjadi sebuah hal yang sangat mengerikan ketika ternyata semuanya tidak dilakukan dengan ikhlas alias palsu.

Membuat sistem kerja secara baik yang tercermin dalam SOP yang paling utama adalah berbasis pada mekanisme kerja yang jelas yang diturunkan dari job desc, dan didasari prinsip akhlakul karimah yang tercermin dalam uswah nabiullah Muhammad saw.

Lima Pondasi Yang Perlu Diwaspadai Dalam Bisnis Muslim

Tidak jarang dijumpai pada sebuah perusahaan muslim, yang dalam kenyataannya kurang bisa membedakan di mana dirinya harus mengedapankan aspek kekeluargaan dan dimana dia harus bersikap profesional. Begitu pula dalam masalah performa dan citra, ketika dirinya harus dituntut untuk berpenampilan baik dengan tidak bermaksud untuk berlebihan dan tidak menyombongkan diri. Ada lima aspek penting dimana seorang pebisnis muslim harus tetap berpegang teguh guna mengupayakan perusahaan agar dirinya tetap bisa bertahan/ langgeng.

1. Antara pencapaian target dan proses
2. Antara kekeluargaan dan profesionalisme
3. Antara performa dan citra
4. Antara kedisiplinan dan fleksibilitas
5. Keberlangsungan spiritual business dalam segala aspek

0 komentar:

Posting Komentar

 
Solo Bersyar'i. Design by Pocket